PERANAN PENDIDIKAN TINGGI JARAK JAUH UNTUK MEWUJUDKAN KNOWLEDGE BASED SOCIETY


A. Pilar Utama Pendidikan

UNESCO (1996) menetapkan 4 pilar pendidikan yang harus diperhatikan secara sungguh-sungguh oleh pengelola dunia pendidikan,yaitu:Belajar untuk menguasai ilmu pengetahun Belajar untuk menguasai keterampilan Belajar untuk hidup bermasyarakat Belajar untuk mengembangkan diri secara maksimal.Guna merealisir learning to know, dosen seyogyanya berfungsi sebagai fasilitator.Di samping itu dosen dituntut untuk dapat berperan sebagai teman sejawat dalam berdialog dengan mahasiswa dalam mengembangkan penguasaan pengetahuan maupun ilmu tertentu.
Learning to do akan bisa berjalan jika sekolah memfasilitasi mahasiswa untuk mengaktualisasikan keterampilan yang dimilikinya,serta bakat dan minatnya.Pendeteksian bakat dan minat mahasiswa dapat dilakukan melalui tes bakat dan minat.Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi unsur keturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung pada lingkungannya.Dewasa ini, keterampilan bisa digunakan menopang kehidupan seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan dalam mendukung keberhasilan kehidupan seseorang.Untuk itu pembinaan terhadap keterampilan anak perlu mendapat perhatian serius.
Salah satu fungsi sekolah adalah tempat bersosialisasi,tatanan kehidupan,artinya mempersiapkan siswa untuk dapat hidup bermasyarakat.Situasi bermasyarakat hendaknya dikondisikan di lingkungan sekolah.Kebiasaan hidup bersama,saling menghargai,terbuka, memberi dan menerima,perlu ditumbuhkembangkan.Kondisi seperti ini memungkinkan terjadinya proses"learning to live together”.
Pengembangan diri secara maksimal erat hubungannya dengan bakat dan minat,perkembangan fisik dan kejiwaan,tipologi pribadi anak serta kondisi lingkungannya.Bagi anak yang agresif,proses pengembangan diri akan berjalan bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi.Sebaliknya bagi anak yang pasif peran dosen sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk pengembangan diri mahasiswa secara maksimal.
Kemampuan diri yang terbentuk di sekolah secara maksimal memungkinkan anak untuk mengembangkan diri pada tingkat yang lebih tinggi.Keempat pilar akan berjalan dengan baik jika diwarnai dengan pengembangan keberagamaan.Nilai-nilai keberagamaan sangat dibutuhkan bagi setiap warganegara Indonesia dalam menapaki kehidupan di dunia ini.Pengintegrasian nilai-nilai agama ke dalam mata pelajaran yang diajarkan/dipelajari mahasiswa akan lebih efektif dalam pembentukan pribadi anak yang ber-Ketuhahan Yang Maha Esa daripada diajarkan secara monolitik yang penuh dengan konsep.

B. Masyarakat Berbasis Pengetahuan (Knowledge Based Society)

Pada saat dunia memasuki milenium ketiga,semua bangsa maju sepakat bahwa penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) merupakan prasyarat untuk meraih kemakmuran dalam kancah pergaulan antarbangsa.Oleh karena itu,dapat dimengerti jika para ilmuwan sejagat sekarang tengah berlomba-lomba melakukan kegiatan penelitian,pengembangan dan perekayasaan untuk meningkatkan korpus pengetahuan (Zuhal, 2000).Hasil semua ini diharapkan dapat dijadikan modal untuk membangun masyarakat berbasis pengetahuan.
Knowledge akan merupakan basis baru bagi kesejahteraan suatu bangsa, yang akan ditentukan oleh cara bagaimana suatu masyarakat mampu mewujudkan knowledge sebagai landasan sistem perekonomian dan industrinya.Zuhal (2000) menjelaskan prasyarat apa yang perlu dipenuhi untuk membangun suatu masyarakat berbasis pengetahuan.Paling tidak diperlukan lima elemen dasar yaitu penataan masyarakat, kewiraswastaan, pembentukan knowledge,keterampilan dan pengelolaan sumber daya alam lingkungan.Dalam upaya pembentukan knowledge dan keterampilan itulah,partisipasi dunia pendidikan tinggi diharapkan memainkan peranan penting.

C. Pendidikan Jarak Jauh